Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Pemahaman

Kedai kopi tempat kami singgah jangan pernah diduga seperti kedai-kedai kopi modern di perkotaan. Ini hanya pondok sederhana. Seperti bangunan setengah jadi yang terbuat dari kayu. Atap seng, rangka bangunan dengan dinding yang tidak full. Tak seperti kedai kebanyakan. Tak banyak kursi dan meja di sana. Hanya dua atau tiga. Sisanya beberapa Hammock yang digantung di beberapa sudut.

Seorang paruh baya datang. Menawarkan mau minum apa. Pilihannya hanya dua (menurut Nguyen), kopi panas atau kopi dingin. Saya pilih kopi panas. Order selesai, Nguyen dan teman-temannya langsung menyerbu Hammock yang tersedia. Saya ikut-ikutan. Lumayan juga. Rebahan sambil terombang-ambing pelan. Otak kepala saya masih dipenuhi dengan doktrin negara yang keluar dari moncong Toa. 

Tapi saya tak ingin berlama-lama dengan hal itu. Karena memang seperti itulah nyatanya. Negara punya kuasa mengendalikan rakyatnya. Sebut saja negaranya, sebut saja sistem yang diterapkannya. Yang namanya penguasa ya jelas punya kuasa. 

Di negara komunis masyarakatnya dipaksa berkepribadian sosialis – komunis. Meski sebagian ada yang tidak menyukainya, tapi negara punya kuasa. Apabila terdapat pelanggaran terhadap kebijakan-kebijakan negara terkait hal ini, dan pelanggaran itu dianggap berat, maka negara tak akan segan memberikan hukuman. 

Di negara dengan sistem kapitalis – liberal, pun demikian. Kan tidak mungkin negaranya kapitalis, masyarakatnya dilarang memiliki properti secara individu. Kalau negaranya kapitalis, ya masyarakatnya akan sekuat tenaga didoktrin menjadi kapitalis. 

Begitu juga dengan Islam. Jika negaranya Islam, ya masyarakatnya akan diarahkan berkepribadian Islam. Tidak mengadopsi pemikiran dan sistem di luar Islam. Maka sistem pemerintahan dengan asas akidah Islam berjalan. Tujuannya jelas, keberkahan penguasa dan masyarkatnya di dunia serta keselamatan di akherat. 

Jika di sistem kapitalis dan komunis betapa banyak celah untuk dikritik. Bahkan secara keseluruhan konsep ini adalah konsep yang rusak apabila diterapkan dalam sistem kehidupan, maka Islam hadir dengan sistem yang sempurna. Sistem ini berasal dari pemilik hidup, Allah SWT dengan tata aturan yang komplit. Aturan itu tinggal dijalankan saja dengan baik, maka tatanan masyarakat bernegara akan berjalan dengan baik. 

Tapi aneh, sudah diketahui tentang kesempurnaan sistem Islam, masih saja banyak orang yang menolaknya untuk diterapkan. 

“Ini soal pemahaman,” kata seorang teman. “Dan masih banyak orang yang belum paham.” 

Betul, maka perjalanan ini adalah perjalanan dengan visi memberikan pemahaman. Bertemu dengan orang-orang beragama Islam. Mengindra fakta yang terjadi. Menjadikannya pelajaran berharga. Tak lupa menyampaikan persoalan pemahaman ini. Agar opini umum terjadi. Agar kesadaran umum tercipta. 

Istirahat usai. Kami melanjutkan perjalanan. Masih beberapa jam melintasi jalan raya. Sampai nanti akan bertemu dengan sungai Mekong. Ini sungai legendaris. Sungai yang sudah saya dengar sejak kecil. Diawali dari menonton film Rambo, hingga persoalan peradaban manusia yang hadir dari sungai ini. 

Di zaman modern, delta Sungai Mekong dijadikan salah satu daya tarik wisata bagi para traveler khususnya mereka yang datang dari Eropa. 

Bagi saya, Sungai Mekong adalah langkah awal untuk pada akhirnya bertemu dengan masyarakat dengan Islam sebagai agamanya. A journey on Mekong River akan diceritakan setelah ini. 

Salam 
Pay Jarot Sujarwo 
ig: @payjarotsujarwo 
fb. Pay Jarot Sujarwo 
t.me/payjarot

Posting Komentar untuk "Tentang Pemahaman"