Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tidak Makan Babi


“Jobs fill your pocket. Adventures fill your soul.”

― Jaime Lyn Beatty

Siem Reap adalah kota yang walkable. Seperti kawasan backpacker pada umumnya, hotel, café, restoran akan sangat mudah kita jumpa. Akan mudah pula kita jumpa berbagai ras manusia berjalan kaki mengelilingi kota, bersenda di café, negosiasi dengan pengemudi tuk-tuk, memotret berbagai objek, atau memenuhi restoran saat jam makan tiba.

Untuk urusan makan saya pilih-pilih. Bisa jadi karena sudah didoktrin sejak kecil. Pilihan saya, tidak makan babi. Untuk urusan ini, kepada banyak orang dengan bangga saya katakan bahwa saya Muslim dan muslim dilarang makan babi.

Sebagian traveler yang saya temui bisa memaklumi. Sebagian yang lain tidak. Tidak bisa memaklumi salah satunya karena inkonsistensi. Saat urusan makan, saya bilang tidak makan babi sebab agama saya Islam. Tapi saat menjalani social life saya fine-fine saja menenggak alcohol. Bukankah di Islam alcohol juga dilarang? Kalau ada yang bertanya demikian, saya kerap gelagapan. Tidak tau mau ngomong apa.

Tak hanya larangan, menjadi seorang Muslim berarti harus menerima konsekuensi tentang berbagai macam perintah. Muslim itu diperintah sholat. Tapi saya tak sholat. Muslim diperintah begini begitu, tetapi saya tidak begini begitu. Muslim dilarang begini begitu, tapi saya begini begitu.

Lantas saat urusan makan babi, kenapa saya koar-koar seorang Muslim? Astaghfirullah.

Hari itu setelah sepanjang pagi – siang berkeliling, saya mulai lelah. Rasa-rasanya kawasan Pub Street, pasar tradisional, susunan café, pinggiran sungai di Siem Reap sudah saya telusuri. Saatnya makan. Saya ketemu beberapa restoran India. Di pintu masuk ada tulisan halal. Tapi saya tak masuk sebab harganya tak masuk akal. Untung di bagian teras ada menu dan harga yang dipampang.

Lanjut saya berjalan, ketemu Restoran Halal lainnya. Ada tulisan Indonesia-Malaysia. Tempatnya juga tak terlalu mewah. Di sini juga ada hostel buat para backpacker. Saya masuk.

“Assalamualaikum,” kata saya percaya diri. Salam saya dijawab. Beberapa pelayan berkerudung ada di sana. Tapi mereka tak bisa bicara Inggris. Mereka tak bisa bicara Melayu. Belakangan saya mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang Champ.

Tak lama seorang wanita sudah terlihat tua keluar. Menemui saya. Bahasa Indonesianya renyah. Saya bahagia. Ibu tua itu juga terlihat begitu bahagia. Saya bahagia sebab bertemu sesema orang Indonesia. Ibu tua itu bahagia sebab saya bisa membantunya mengoperasikan telepon pintar, untuk menonton youtube.

Ibu tua itu adalah manajer di tempat ini. Dia bisa mengoperasikan laptop khusus untuk input data tamu hostel. Sisanya tak paham. Tapi dia dipercaya oleh owner. Seorang pengusaha Malaysia. Ini adalah tahun keempat ibu ini di Siem Reap. Sebelumnya, ia adalah TKW yang bekerja dengan majikan di Malaysia kurang lebih 10 tahun. Asalnya dari Surabaya.

Majikan begitu percaya kepadanya, khususnya urusan masakan, maka saat majikan membuka restoran di Siem Reap, TKW ini naik pangkat menjadi Head Chef merangkap manajer hostel. Tapi btw, tidak bisa buka youtube.

Saya ajari ibu ini mengoperasikan HP. Youtube, google, email, dll. Ia bahagia, sebab bisa menonton salah satu acara Indosiar di Youtube. Dangdut. Saya disajikan makanan yang begitu lezat. Tidak boleh bayar.

“Nanti malam ke sini lagi ya. Makan di sini. Tidak usah bayar,” katanya.

Kenapa begitu? Kenapa ibu ini begitu ramah? Padahal kami baru saja jumpa. Saya tak punya rencana make friend dengan ibu ini. Tapi sikapnya bertolak belakang dengan orang Israel yang memunggungi saya sepanjang 8 jam perjalanan di sleeper bus.

Sekeping kisah tentang adventures fill soul terjadi di Siem Reap ini. Jangan kemana-mana. Kepingan kisah berikutnya akan saya lanjutkan setelah ini.

Salam
Pay Jarot Sujarwo

Ig: @payjarotsujarwo
FB: Pay Jarot Sujarwo
Telegram: t.me/payjarot

1 komentar untuk " Tidak Makan Babi"

  1. Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
    Merkur 15C Safety Razor - Merkur - 15C for Barber Pole https://jancasino.com/review/merit-casino/ is the perfect introduction https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ to https://deccasino.com/review/merit-casino/ the gri-go.com Merkur Safety Razor.

    BalasHapus