Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan Soal Pernah-pernahan

Oleh Pay Jarot Sujarwo

Dulu, sewaktu kuliah, bolak balik antar pulau dengan kapal laut. Pesawat, jauh panggang dari pada api. Harganya tak terjangkau rakyat jelata.

.Hingga tiba waktunya harga pesawat menjadi begitu murah. Pelan-pelan orang-orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan pesawat.

.
Bertemu teman sesama mahasiswa saling cerita, pernah naik pesawat apa belum? Sampai saya bosan kuliah, saya tak pernah naik pesawat. Baru punya kesempatan naik pesawat ketika ada kegiatan festival musik puisi Indonesia, di jogja lebih dari 10 tahun lalu.
.

Saat itu saya menanti-nanti orang bertanya, sudah pernah naik pesawat belum? Sayang, pertanyaan itu tak kunjung tiba, sebab ketika saya naik pesawat untuk pertama kalinya, ini bukan lagi hal keren. Biasa saja. Harga tiketnya murah meriah.

.
Jauh hari kemudian saya baru menyadari, bahwa naik pesawat, naik kapal laut, naik kendaraan apapun dalam bepergian, bukan soal pernah-pernah-an. Bukan sekadar unjuk kebolehan bisa pergi-pergi ke sana kemari.

.
Jauh hari kemudian saya menyadari ini tak lebih dari sekadar mencari ridha Allah. Ini yang insyaAllah akan dipelajari Fatimah. Traveling is not only about how far your destination. Its about how meaningfull your footsteps are.
.

Ridha Allah yang didapat adalah makna hakiki dalam perjalanan. Fatimah sudah pernah naik pesawat. Sudah pernah naik kapal laut. Sudah pernah naik kereta api. Tapi ini bukan hanya soal pernah-pernah-an. Semoga nanti Fatimah juga benar-benar mampu memaknai perjalanan.

Posting Komentar untuk "Bukan Soal Pernah-pernahan"