Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Jejaring Perkawanan tentang Perjalanan

Sewaktu SMA saya pernah menjadi anggota pramuka. Di organisasi berpakaian coklat ini saya lumayan aktif. Program utama pramuka, seperti yang sudah kita ketahui bersama, adalah menjelajah dan berkemah. Beberapa peristiwa tentang penjelajahan dan perkemahan masih saya ingat, beberapa yang lain saya sudah lupa sebab kejadiannya sudah begitu lama. 

Di antara yang saya ingat adalah tentang rasa senang. Pergi dari rumah bersama teman-teman. Menuju suatu tempat. Bertemu pengalaman baru. Merasakan petualangan yang pada waktu itu bisa dikategorikan sebagai “luar biasa”. 

Interaksi sosial antar teman, pada akhirnya juga menjadi kunci tentang bagaimana kita menjalani hidup di masa-masa berikutnya. Pramuka, bagi saya cukup punya peran. Saya tak canggung berkomunikasi dengan orang lain. Saya terbiasa dengan aktivitas dibina dan membina. Sejak masa itu juga imajinasi saya sudah berkelana untuk berkeliling dunia. Praja Muda Karana. 

Di kampus, saya bertemu pengalaman berbeda. Ini lebih menantang. Sebab petualangan tak hanya jadi program sekolahan, tapi ini sebagai realitas hidup. Jauh dari orangtua. Berinteraksi dengan banyak orang. Jika di SMA saya dibina oleh organisasi pramuka, ketika kuliah markas saya adalah sanggar teater. 

Sampai tahap ini saya tak hanya bertemu dengan orang-orang baru tetapi juga buku-buku baru. Imajinasi tentang keliling dunia semakin liar. Misal, membaca peristiwa sastrawan Indonesia yang membacakan puisinya di Eropa. Adrenalin saya naik. Ingin seperti itu. Jejaring pertemanan pada waktu itu spesifik di kalangan seniman. 

Suatu hari saya berkelana di Jakarta. Semakin sangar berhadapan dengan realitas. Menyandang gelar petualang. Menelusuri rel KRL, ditangkap petugas sebab masuk wilayah KRL tak bayar. Menginap di kenalan baru yang bermimpi jadi actor. Mendengar cerita-cerita luar biasa tentang dunia imajinasi. Hasrat keliling dunia saya tak surut. 

Pulang ke Pontianak. Sudah semakin dewasa. Sudah semakin garang dengan realitas yang tak kalah garang. Berteman dengan seniman. Berteman dengan wartawan. Berteman dengan aktivis Gerakan. Berteman dengan penjelajah. Orang-orang dari Barat. Seketika imajinasi saya tentang petualangan menuntut untuk diubah menjadi kenyataan. 

Ini cerita mendebarkan. Menapaki jejak di tanah baru. Tanah yang tertimbun salju. Meringkuk dalam dingin yang teramat sangat. Mendapat cerca rasis dari pemabuk yang tak ingin ada orang Asia di negerinya. Berkenalan dengan sejarah baru. Kepentingan baru. 

Imajinasi tentang keliling dunia sudah terwujud? Belum. Baru satu negara di Eropa. Harus pindah negara lain. Harus bertemu dengan orang lain. Harus berkelahi dengan realitas lain. Orang bilang culture shock. Kejutan budaya. Belakangan saya memahami realitas petualangan yang saya hadapi adalah bagian dari benturan ideologi. 

Seru? Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Yang pasti, cerita ini akan mengalir menemani hari-hari kalian. Tentang bagaimana saya bertemu dengan orang-orang. Tentang bagaimana saya merawat jaringan. Tentang bagaimana saya menyikapi perjalanan. 


Cerita ini akan diposting berkala di 

www.payjarotsujarwo.com 

follow ig: payjarotsujarwo

tiktok: payjarotsujarwo

Posting Komentar untuk "Tentang Jejaring Perkawanan tentang Perjalanan"