Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semangat

Kalau kata penyair Joko Pinurbo Jogja itu terbuat dari rindu, lalu semangat terbuat dari apa? 


Dalam tiap perjalanan kita tak bisa menghindar dari peristiwa. Peristiwa ini kemudian menjadi kisah, kadang berharga bisa juga tak berguna. 


Pengalaman tentu saja akan mengajarkan kita untuk mengeliminir kisah tak berguna dan senantiasa berburu kisah berharga. 


Kisah berharga ini tak sekadar untuk kembali kita ceritakan ulang di waktu berikutnya di audience berbeda, tapi juga untuk bekal kita, untuk hujjah kita di hari akhir. Sebab itulah yang diinginkan nabi terkait usia kita. Untuk apa usia habis kita gunakan?


Begitulah, pada perjalanan kali ini satu lagi peristiwa berharga saya alami. 


Kemarin sebelum berangkat, saya kontak seorang teman. Rangga namanya. Ia seorang seniman.  Dosen juga di Kota Bandung. Kami bikin janji jumpa jika urusan pekerjaan saya selesai. 


Dari Bang Rangga saya dikoneksikan dengan bang Ipank. Saya sudah tau aktivitas bang Ipank lewat sosmed. Selain bank Ipank, saya kontak juga Muniff. Mereka berdua bergiat di The Rahhal Traveling Community.


Semua berjalan sesuai rencana. Pesawat dari Pontianak bertolak ke Jakarta. Lanjut kurang lebih 4 jam perjalanan darat ke Bandung. 


Muniff datang. Ia antar saya ke tujuan. Urusan pekerjaan di samping Kota Bandung. Dalam perjalanan pulang, Bang Rangga kontak. Muniff membelah kota Bandung yang terlalu bising. 


Orang² pada pulang kerja. Klakson dimana². Matahari lenyap berganti jelaga. Muniff harus sholat magrib. Ia tak bisa jamak seperti saya. 


Kendaraan berbelok ke masjid. "Ini masjidnya Ust Hanan," kata muniff. Di depan masjid tertera tulisan Al-Lathiff. 


Selesai sholat Muniff membawa saya ke kantornya. Di sana Bang Ipank dan teman² lain sudah menanti. Salam hangat terjadi, kita ngobrol di ruangan sambil saya istirahat. Tak lama bang Rangga datang. Muniff beli makan. 


Peristiwa berharga itu terjadi di sini. Bang Rangga dan Bang Ipank terlibat pembicaraan. Tentang Pesantren Kreatif. Ini adalah proyeknya Bang Ipank dkk dan bang Rangga akan berperan sebagai desainernya. 


MasyaAllah, mereka anak² muda yang punya visi luar biasa. Menghabiskan usianya untuk sesuatu yang tak sia-sia. 


Pesantren Kreatif ini akan dibangun di kota Bandung bagian atas. Ketika ngomong Bandung bagian atas, Bang Rangga ajak kita semua keluar ngopi.


"Pemandangan kota Bandung akan terlihat dari tempat kita ngopi," katanya.


Kami bergegas. 15 menit kemudian sampai. Cafe biasa. Mereka tak punya arabica. Hanya blend 7.3. Tapi tak mengapa, sebab seperti yang dijanjikan, pemandangan kota bandung terbentang dengan jelas. 


Lalu seperti apa kota Bandung itu? Jawabannya, kota Bandung jika diliat dari cafe yang tak menyediakan Arabica, adalah kerlip lampu yang begitu indah. Udara dingin kota ini khas. 


Di sini kembali peristiwa berharga terjadi. Gantian mereka minta saya cerita. Ya saya tak punya cerita banyak kecuali pengalaman² tentang perjalanan di masa masa lalu. 


Menjelajahi Asia Tenggara, bertemu dengan rupa² manusia, sampai akhirnya berbentur dengan pemikiran Islam saat berdebat dengan seorang agnostic Dominika berkebangsaan Amerika. 


Gantian bank Ipank bercerita. Seorang Makasar yang mengembara ke tanah Maluku dan hampir di semua tempat di nusantara. Hidupnya keras. Hampir hampir bergabung dengan komplotan John Kei. 


Saat bertemu Islam, tebiat petualangan yang sudah mendarah daging dalam dirinya tetap bisa teraplikasikan. 


Ia bikin komunitas Rihlah. Ia rekrut anak² muda. Mereka menjelajahi pulau Jawa. Mempetajam kesadaran politik antar anggota. Menganalisa ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan mengamalkannya dalam aktivitas dakwah. 


MasyaAllah. Saya tak ingin pembicaraan seperti ini berakhir. Dan sungguh, saya ingin terus menerus merawat pertemanan yang baru saja bermula ini. Ukhuwah. 


Waktu terlalu singkat. Sayang rasanya kalau tak dimanfaatkan untuk memompa semangat.


Kami berpisah untuk kembali bertemu. 


"Colab Kembara Ideologis dan Rihlah Politik," kata bang Ipank via WA. 


Saya minta ajak bang Ipank ke Turki. Bang Ipank minta ajak saya ke Asia Tenggara. Semoga terlaksana. 


Lalu semangat itu terbuat dari apa? Jika kau tak sia²kan usiamu maka semangat itu akan selalu menyala. 


Sekarang saya di kereta. Menuju kota tua. Menuju Jogja. Bersiap berjibaku dengan rindu dan menyusun semangat berikutnya. 


Lodaya Bandung - Jogjakarta, 16 Juni 2022

Posting Komentar untuk "Semangat"